会员登录 - 用户注册 - 设为首页 - 加入收藏 - 网站地图 Mengapa Orang Sibuk Merekam dan Menonton saat Ada Insiden Kriminal?!

Mengapa Orang Sibuk Merekam dan Menonton saat Ada Insiden Kriminal?

时间:2025-05-30 18:03:31 来源:quickq官方软件ios 作者:休闲 阅读:527次
Jakarta,quickq电脑端 CNN Indonesia--

Seorang anakmenjadi korban penyanderaan yang terjadi di Pos Polisi (Pospol) di Pejaten, Jakarta Selatan. Saat kejadian, banyak juga warga sekitar bahkan orang lewat yang tiba-tiba berhenti untuk melihat kejadian tersebut.

Mengapa Orang Sibuk Merekam dan Menonton saat Ada Insiden Kriminal?

Seketika, kejadian nahas yang menimpa anak tersebut jadi tontonan warga. Tak ada yang menolong, semua sibuk merekam dan menonton saat anak tersebut disekap dan ditodong senjata tajam.

Psikolog sekaligus Ketua Yayasan Tabula Arnold Lukito mengatakan, kebiasaan menonton suatu kejadian atau bencana yang menimpa seseorang atau sekelompok orang memang telah mendarah daging di sebagian besar masyarakat Indonesia. Dalam ilmu psikologi, perilaku ini dikenal dengan istilah bystander effect.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pilihan Redaksi
  • Jangan Dianggap Sepele, Ini Bahaya Bullying buat Korban dan Pelaku
  • Kenali 4 Kepribadian Introvert, Kamu yang Mana?
  • Kesehatan Mental Pekerja, Bisakah WFH Jadi Solusi?

Arnold juga menjelaskan, bystander effectini bisa terjadi karena beberapa faktor. Pertama adalah rasa takut dan perasaan tidak pasti.

Mereka yang hadir dalam peristiwa atau insiden tertentu sebenarnya merasa takut dan bingung apa yang harus dilakukan. Mereka ketakutan jika harus terlibat langsung, apalagi jika kejadiannya menyangkut hal yang berbahaya.

Kedua adalah masifnya pergerakan media sosial. Menurut Arnold, orang ingin mengabadikan momen atau mengikuti tren tanpa memikirkan dampaknya pada korban.

"Orang-orang kadang ingin mendapatkan perhatian atau pengakuan dari followersdengan cara merekam atau memotret peristiwa yang menarik tanpa memikirkan dampak korban atau orang di sekitarnya," kata dia.

Yang terakhir adalah diffusion of responsibilityatau pembagian tanggung jawab. Hal ini terjadi saat situasi darurat yang disaksikan banyak orang. Dalam kondisi ini, setiap individu cenderung berpikir bahwa pasti ada orang lain yang akan bertindak.

Akibatnya, tanggung jawab terasa terbagi di antara banyak orang sehingga masing-masing merasa kurang terdorong untuk membantu langsung.

"Karena semua yang ada di sana menganggap orang lain akan melakukannya," kata dia.

Kehilangan identitas

Young woman tied to a chair in a empty room, hands close upIlustrasi. Insiden kriminal kerap jadi tontonan banyak warga. (Istockphoto/cyano66)

Ada juga alasan lain orang lebih suka menonton dan merekam kejadian alih-alih menolong korban. Biasanya, menurut Arnold, orang akan kehilangan identitas diri ketika berada di dalam kerumunan.

Mereka juga bisa kehilangan rasa tanggung jawab dan memilih menggantungkan semua pada orang lain.

Efek ini, kata Arnold, juga membuat orang merasa aman melakukan hal-hal yang biasanya tidak mereka lakukan sendiri. Tapi, karena semua orang melakukannya, mereka ikut melakukannya.

"Dalam situasi seperti kejadian kriminal, rasa tanggung jawab pribadi berkurang, sehingga banyak yang hanya mengikuti perilaku orang lain, misalnya orang merekam ikut merekam," kata dia.

(tst/asr)

(责任编辑:时尚)

相关内容
  • 5 Variasi Resep Kolak Praktis, Tak Cuma Isi Pisang
  • 80 Persen Masyarakat Indonesia Paling Semangat untuk Divaksin
  • Ternyata Pria Ingin Disentuh di Area Ini, Perempuan Wajib Tahu
  • Khawatir Gelombang PHK, APINDO Soroti Kenaikan Tarif Listrik dan Gas Industri di Kota Batam
  • 墨尔本大学艺术类专业介绍
  • Berapa Lama Kita Bisa Terjaga Tanpa Tidur?
  • 7 Kebiasaan yang Bisa Turunkan Hormon Kortisol, Bye
  • 电影导演专业世界十大排名大学推荐!
推荐内容
  • 3 Resep Minuman Segar untuk Buka Puasa yang Mudah Dibuat
  • Laba Emiten Milik Haji Isam (JARR) Melejit 3 Kali Lipat, Meski Penjualan Menurun
  • 日本艺术类院校留学条件有哪些?
  • Terpopuler: Remaja di Jaktim Lawan Begal, Mesut Ozil Ingin Salat Jumat di Istiqlal
  • Australia Rilis Visa 10 Tahun untuk Kunjungan Turis ASEAN
  • Soal Pj Gubernur DKI Jakarta Pengganti Anies, Ini 2 Nama Usulan Bamus Betawi