Kemen PPPA Prihatin Kejahatan dengan Pelaku Anak Terus Terjadi
JAKARTA,quickq苹果版安装包百度云 DISWAY.ID- Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) melalui tim layanan SAPA 129 melakukan koordinasi dengan Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA) Provinsi Sumatera Selatan, Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) dan Polda Sumatera Selatan terkait kasus kekerasan seksual terhadap pelajar SMP berusia 13 tahun (AA) di Palembang.
Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak Kemen PPPA, Nahar menyatakan koordinasi akan terus dilakukan untuk memastikan proses hukum berlaku sesuai peraturan perundang-undangan dan keluarga korban mendapatkan keadilan.
“Kami akan terus memantau dan memastikan korban yang masih usia anak beserta keluarganya mendapatkan keadilan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang ada. Kami sangat prihatin kejahatan dengan pelaku anak terus terjadi. Kemen PPPA siap memberikan bantuan pendampingan bagi keluarga korban, baik itu pendampingan secara hukum maupun psikologis. Tim Layanan SAPA129 akan upayakan menjangkau keluarga korban untuk memastikan pendampingan psikologis bagi keluarga korban. Dibutuhkan pendampingan psikologis yang intensif kepada keluarga korban agar dapat mengikuti proses hukum secara maksimal dan pendampingan yang bersifat rehabilitatif,” ujar Nahar di Jakarta, Jum’at 6 September 2024.
BACA JUGA:Kementerian PPPA Soroti Kasus Pembunuhan Siswi SMP di Palembang
Keluarga pelaku menurut Nahar juga harus diberikan pendampingan khususnya untuk penguatan pengasuhan dan mencegah munculnya stigma.
“Terhadap keluarga pelaku seharusnya juga diberikan pendampingan untuk mencegah mereka menjadi korban stigma dari lingkungan sekitar mereka sekaligus edukasi pengasuhan lebih baik. Kami khawatirkan kemungkinan terdapatnya kondisi lingkungan yang rentan dimana lingkungan tersebut minim pengawasan dan cenderung melakukan pembiaran terhadap perilaku-perilaku berisiko. Tentu hal ini juga dibutuhkan asesmen terhadap kondisi lingkungan untuk nantinya dapat dilakukan upaya sosialisasi pencegahan kondisi serupa dan deteksi dini terhadap potensi-potensi perilaku berisiko di lingkungan masyarakat agar pengawasan bersifat komprehensif,” ungkap Nahar.
Kemen PPPA memberikan apresiasi kepada pihak aparat kepolisian Polda Sumatera Selatan yang dengan sigap mengamankan ke-empat pelaku dan menetapkannya sebagai tersangka.
BACA JUGA:Menteri PPPA Tuntut Hukuman Berat Guru Ngaji Pelaku Pelecehan Belasan Anak di Purwakarta
“Terima kasih atas respon cepat dari Polda Sumatera Selatan dan penetapan tersangka IS (16), NSA (12), MZF (13) dan AS (12). Dalam kasus ini dimana para pelaku masih berusia anak, maka proses penanganan hukumnya perlu mendapat perhatian khusus dan dengan sesuai undang-undang yang berlaku maka perlu berpedoman pada Sistem Peradilan Pidana Anak (SPPA) berdasarkan UU No. 11 Tahun 2012 tentang UU Sistem Peradilan Pidana Anak. Dalam pasal 81 ayat (2) UU SPPA dijelaskan bahwa untuk para pelaku (Anak Berkonflik dengan Hukum) pidana yang dikenakan berbeda dengan orang dewasa, yaitu 1/2 (setengah) dari ancaman pidana orang dewasa,” ucap Nahar.
Melihat tindak pidana yang dilakukan para pelaku maka mereka dapat dikenakan pasal 76D UU Nomor 35 Tahun 2014 Jo. pasal 81 ayat (1) UU Nomor 17 Tahun 2016 dan/atau pasal 76E UU Nomor 35 Tahun 2014 Jo. pasal 82 ayat (1) UU Nomor 17 Tahun 2016. Atas kekerasan fisik yang dilakukan terhadap korban maka dapat pelaku terancam pasal 76C jo. pasal 80 ayat (3) UU Nomor 35 Tahun 2014. Pidana tambahan dapat dikecualikan sesuai pasal 81 ayat (9) dan/atau pasal 82 ayat (8) UU Nomor 17 Tahun 2016 mengingat pelaku masih berusia anak.
BACA JUGA:Cukai Makanan dan Minuman Manis Berlaku 2025, KemenPPPA Angkat Bicara
Nahar menghimbau para orang tua untuk lebih memberikan perhatian pada anak-anak agar tidak terjerumus pada perilaku menyimpang seperti mengonsumsi video porno yang dapat menjadi pemicu kekerasan seksual.
“Dari hasil penyidikan polisi, motif tindakan kekerasan seksual yang dilakukan salah satu pelaku yaitu mengumpulkan video porno di telepon genggamnya. Pelaku diduga sudah kecanduan video porno dan ini belum ada penanganan pengobatannya dan mereka yang sudah kecanduan akan memiliki kecenderungan untuk meniru dan memicu tindakan kekerasan seksual seperti pemerkosaan dan pencabulan. Tolong, orang tua awasi anak-anak kalian, dampingi mereka saat berselancar di internet dan di satu sisi orangtua juga harus belajar memahami penggunaan gadget dan internet. Kemen PPPA memiliki 56 Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA) terstandar di beberapa Kabupaten/Kota, manfaatkan untuk berkonsultasi,” ujar Nahar.
BACA JUGA:Pemberian Susu Ada di Program Makan Bergizi Gratis, Apa Kata KemenPPPA?
- 1
- 2
- »
(责任编辑:焦点)
Paspor Negara Ini Punya Hiburan, Halamannya Tampilkan Animasi Bergerak
Ekonomi Syariah RI Diproyeksi Tumbuh 5,6% pada 2025, Ini Strategi BI
Pria Wajib Tahu, Wanita Ingin Dicium Seperti Ini
5 Kebiasaan Ini Tanpa Disadari Bikin Kamu Gagal Diet
Seperti Apa Sih Tren Hunian Minimalis untuk Gen Z dan Millennial?
- Kota Ini Mau Ubah Citra dari Wisata Seks Jadi Destinasi Ramah Keluarga
- Arteria Dahlan dan Sri Rahayu Mundur dari DPR RI, Romy Soekarno Melenggang ke Senayan
- FOTO: Sekolah Nan Sejuk di Tengah Terik Gurun India
- Jepang Pakai Sistem Baru untuk Turis Indonesia, Cegah Overstay Ilegal
- KPK Isyaratkan Tahan Tersangka Korupsi Kasus APD Covid
- Noverizky: AKPI Semakin Maju Jika Dipimpin Martin Nagel
- 10 Destinasi Wisata Thailand Favorit Turis versi Tripadvisor
- 10 Jenis Ciuman Favorit Pria, Kamu Suka yang Mana?
-
Anggaran Pendidikan Tahun 2025 Turun, PIP, KIP, Hingga Tunjangan Guru Terancam Tak Optimal
JAKARTA, DISWAY.ID- Program pendidikan tahun 2025 terancam tak optimal.Pasalnya, Rancangan Anggaran ...[详细]
-
5 Tips Broker Global Octa Meraih Sukses dalam Trading
Jakarta, CNN Indonesia-- Berdasarkan penelitian terkini, lebih dari 10 juta orang di seluruh dunia t ...[详细]
-
Pembiayaan Multifinance Tumbuh Hingga Sentuh Rp504,18 Triliun per April 2025
Warta Ekonomi, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat piutang pembiayaan perusahaan pembiay ...[详细]
-
Mengapa Liburan di Pantai Sering Bikin Perut Kelaparan?
Jakarta, CNN Indonesia-- Perut selalu berbunyi kriuk-kriuk saat sedang menikmati semilir angin di pi ...[详细]
-
Paspor Indonesia Kalah Kuat dari Timor Leste, Ini Penyebabnya
Jakarta, CNN Indonesia-- Kekuatan pasporbakal mempengaruhi warga negaranya dalam bepergian ke berbag ...[详细]
-
Anindya Bakrie Puji Kinerja Menkominfo Budi Arie: Gebrakan Beliau Itu Sangat Luar Biasa
JAKARTA, DISWAY.ID --Ketua Umum Kadin Indonesia Anindya Bakrie memuji hasil kinerja Menkominfo Budi ...[详细]
-
7 Cara Bikin Olahraga Jadi Menyenangkan, Anti Capek
Daftar Isi 1. Salurkan kesukaan masa kecil ...[详细]
-
Iwan Kurniawan Diperiksa Kejagung, Telusuri Peran di Kasus Kredit Bermasalah Sritex
Warta Ekonomi, Jakarta - Kejaksaan Agung (Kejagung) memeriksa Direktur Utama PT Sri Rejeki Isman Tbk ...[详细]
-
3 Rahasia Panjang Umur dari Nenek 102 Tahun yang Masih Aktif Bekerja
Daftar Isi Rahasia umur panjang ...[详细]
-
Dirayakan 16 September Nanti, Apa Itu Maulid Nabi?
Jakarta, CNN Indonesia-- Pada 16 September 2024, umat Islam merayakan Maulid Nabi. Apa itu Maulid Na ...[详细]
3 Cara Alami Mengatasi Osteoporosis, Lebih Bugar Tanpa Masalah Tulang
Studi Ungkap Makan Sayuran Bisa Bikin Panjang Umur
- 10 Jenis Ikan yang Mengandung Merkuri, Picu Banyak Masalah Kesehatan
- 10 Destinasi Wisata Thailand Favorit Turis versi Tripadvisor
- Menteri Ekraf Dorong Restoran Steak Milik Dimas The Meat Guy Buka Cabang di Luar Negeri
- 7 Barang di Pesawat yang Boleh Kamu Bawa Pulang, Apa Saja?
- Peringatan 13 Tahun Octa: Evolusi Layanan Broker Bernilai Tinggi
- Minum Air Jahe Bisa Berdampak Buruk pada 5 Kelompok Orang Ini
- 7 Buah Sumber Kalsium Terbaik, Bekal Sehat saat Usia Kian Menua