时间:2025-06-02 16:15:15 来源:网络整理 编辑:知识
Warta Ekonomi, Jakarta - Menjelang Juni 2025, Bitcoin (BTC) berada di titik kritis setelah mencetak quickqiphone
Menjelang Juni 2025, Bitcoin (BTC) berada di titik kritis setelah mencetak rekor harga tertinggi sepanjang masa (all-time high/ATH) di kisaran US$112.000 (sekitar Rp1,82 miliar). Namun, dalam beberapa hari terakhir, BTC mengalami tekanan koreksi sekitar 2%, dan diperdagangkan di kisaran US$107.000–US$108.000 (Rp1,74 miliar–Rp1,75 miliar).
Menurut Analis Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, koreksi ini dipicu oleh kombinasi aksi ambil untung, distribusi dari penambang, resistensi teknikal yang kuat, dan sentimen makro yang hati-hati. Meski begitu, permintaan institusional yang tetap tinggi memberi bantalan optimisme pasar.
“RSI 14-hari di 65,44 menunjukkan momentum netral. BTC masih berpeluang lanjut reli jika support US$107.000 bertahan,” ujar Fyqieh.
Baca Juga: AS-China Kembali Panas, Harga Bitcoin Turun ke US$103.900
Data on-chainmencatat penurunan jumlah dompet ‘whale’ (1.000–10.000 BTC) dari 2.021 pada 25 Mei menjadi 2.003 dua hari kemudian—menandakan profit-taking yang bisa meningkatkan volatilitas jangka pendek.
Fyqieh menilai Bitcoin tengah berada di zona konsolidasi yang krusial. Jika support US$104.670 tembus, koreksi lebih dalam bisa terjadi. Namun secara struktur, tren jangka menengah masih positif dengan potensi pengujian ulang ke US$110.700–US$112.000.
Dukungan publik dari Wakil Presiden AS JD Vance memperkuat sentimen positif pasar. Dalam pidatonya di Bitcoin Conference 2025di Las Vegas (28/5), Vance menyebut Bitcoin sebagai “lindung nilai terhadap inflasi, kontrol pusat, dan diskriminasi politik,” sekaligus mengakui kepemilikan pribadi atas BTC.
Baca Juga: Meski Dapat Endorse Wakilnya Trump, Harga Bitcoin Terkoreksi ke US$107.000
Pernyataan ini muncul bersamaan dengan risalah rapat The Fed bulan Mei yang mengungkap kekhawatiran atas inflasi tinggi dan proyeksi pengangguran di atas 4,6%. Risiko stagflasi pun membayangi, mendorong narasi Bitcoin sebagai aset lindung nilai di tengah ketidakpastian moneter.
Pasar kini menghadapi periode rawan, dengan investor mengurangi eksposur risiko dan volatilitas meningkat. Pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada 17–18 Juni menjadi perhatian utama, terutama terkait arah suku bunga.
“Juni sering jadi bulan rawan. Kombinasi ketidakpastian makro dan strategi arbitrase institusi bisa memicu koreksi tajam,” kata Fyqieh. Ia menyarankan investor memperkuat manajemen risiko dan disiplin posisi dalam menghadapi ketidakpastian pasar.
Berikut Titik Banjir yang Masih Tergenang di Jakarta Hingga Malam Hari2025-06-02 16:10
Breaking News: KPK Gelar OTT di Jakarta dan Bekasi Terkait Pengadaan Barang dan Jasa2025-06-02 15:29
Studio Tour Harry Potter Bakal Dibuka di Shanghai 2027, Awas Tersihir2025-06-02 15:11
Breaking News: KPK Gelar OTT di Jakarta dan Bekasi Terkait Pengadaan Barang dan Jasa2025-06-02 15:03
Jalan Kaki Malam Hari, Rahasia Simpel Hempaskan di Lemak Perut2025-06-02 14:44
Ragam Tradisi Nusantara yang Dilakukan Jelang Puasa Ramadan2025-06-02 14:22
Segar dan Nikmat, Bolehkah Minum Air Kelapa Setiap Hari?2025-06-02 14:08
Tanggapi Pemanggilan Muhaimin ke KPK, Abdullah Hehamahua: KPK Lembaga Hukum, Bukan Alat Politik2025-06-02 14:04
Hobinya Korupsi, Berapa Sih Harta Bupati Kudus?2025-06-02 13:40
FOTO: Ubin Dekoratif, Penanda dan Penjaga Sejarah Karbala Irak2025-06-02 13:38
Baru Dibuka untuk Turis, Wisata Korea Utara Mendadak Ditutup Lagi2025-06-02 16:14
Bandara Misterius Tanpa Penumpang dan Pesawat, Dibiayai China Rp3,9 T2025-06-02 16:13
MA Batalkan Vonis Bebas Dua Mantan Polisi Tragedi Kanjuruhan2025-06-02 16:12
Puan Maharani Sebut Daftar Nama Cawapres untuk Ganjar Bisa Bertambah2025-06-02 15:55
Maskapai Minta Maaf Usai Penumpang Trauma Duduk di Sebelah Mayat2025-06-02 15:50
Mengenal Aritmia, Deg2025-06-02 15:25
Mendapat Perkataan Kasar, Jokowi Sedih Dengan Polusi Budaya di Indonesia2025-06-02 15:21
2 Penyebar Hoaks Penggunaan Barang Sitaan Dilimpahkan ke Pengadilan2025-06-02 14:34
Penembakan Relawan Prabowo Gibran di Sampang, Polda Jatim Turun Tangan2025-06-02 14:12
Bandara Misterius Tanpa Penumpang dan Pesawat, Dibiayai China Rp3,9 T2025-06-02 13:42